Prasasti Batutulis Bogor adalah sebuah tanda peringatan yang dibuat pada masa Prabu Surawisesa (1533 M) untuk mengabadikan sosok ayahandanya yang luar biasa, Sri Baduga Maharaja. Prestasi, gelar, hingga mahakarya Sri Baduga diabadikan dengan agung di prasasti ini.
Namun, di balik itu semua terbesit permintaan maaf yang mendalam dari Prabu Surawisesa kepada ayahandanya karena ia tidak dapat mempertahakan Kerajaan Pajajaran secara utuh. Dua kota pelabuhan penting direbut, 14 perang telah meletus, hingga pertempuran dengan Kerajaan Demak tidak bisa dihindari. Walaupun Prabu Surawisesa dipuji dalam Naskah Carita Parahyangan karena telah memenangkan 15 perang selama 14 tahun dengan gagah berani, namun ia tetap merasa kalah karena yang ia perangi adalah saudara dan rakyatnya sendiri.
Prasasti Batutulis Bogor mengabadikan penyesalan dan permintaan maaf seorang pemimpin besar yang belum bisa mempertahankan kerajaannya secara utuh.