Setelah Kalapa dan Banten direbut oleh pasukan gabungan Demak-Cirebon, Kerajaan Pajajaran harus menghadapi api peperangan yang kian hari kian membesar. Kerajaan Demak semakin menggempur pertahanan Pajajaran dari utara. Prabu Surawisesa bersama dengan pasukan elitnya yang disebut Balamati akhirnya harus menghadapi letupan peperangan yang berlarut-larut itu.
Peperangan meletus di Ancol Kiyi, Kalapa, Tanjung, Banten Girang, Simpang, Gunungbatu, Saungagung, Rumbut, Gunung, Gunung Banjar, Panggoakan, Muntur, Hanum, Pagerwesi, dan Medangkahiangan. Walaupun tidak semua peperangan dimenanginya, namun Prabu Surawisesa dan Pasukan Balamati dengan gagah perkasa terus berjuang untuk melindungi Tanah Pasundan. Dalam Carita Parahyangan Prabu Surawisesa dipuji karena dengan gagah berani menjadi panglima perang yang memimpin secara langsung 15 pertempuran selama 14 tahun pemerintahannya.