Pendidikan merupakan barang mewah baik sebelum maupun sesudah kemerdekaan, khususnya bagi masyarakat Tionghoa di Kota Bogor pada masa itu. Melihat kegelisahan ini, Thung Tjoen Pok pada sekitar tahun 1920-an mendirikan sekolah gratis untuk masyarakat sekitar Jalan Surya Kencana. Sekolah yang kemudian dikenal dengan nama De Hollandsch Chineesche School Vereeniging atau Perkumpulan Sekolah Belanda Tionghoa ini sebagian be sar muridnya merupakan putra-putri masyarakat Tionghoa.
Saat Jepang menduduki Indonesia, sekolah ini terpaksa ditutup selama bertahun-tahun hingga kondisi di Indonesia bisa kembali stabil. Setelah selesainya agresi militer Belanda pada tahun 1949, banyak anak yang kembali merasakan betapa sulitnya mendapatkan pendidikan yang layak. Dan berlandaskan pada kondisi ini, anak beserta dengan keponakan Thung Tjoen Pok, yakni Ir. Thung Tjeng Louw dan Prof. DR. Ir Thung Tjeng Hiang kembali membuka sekolah yang pernah ditutup ini dan membukanya bagi semua kalangan masyarakat. Sekolah ini masih berdiri hingga hari ini bersamaan dengan semangatnya, dan dikenal sebagai Sekolah Kesatuan Kota Bogor.