Wijkenstelsel adalah kebijakan era kolonial yang memisahkan pemukiman etnis yang bermukim di Bogor. Pembagian Kawasan rasial ini dimaksudkan agar pemerintah kolonial dapat mengontrol setiap etnis dengan lebih mudah. Serta memisahkan pengaruh antar satu etnis dengan etnis lainnya. Karena dengan berbaurnya semua etnis akan memudahkan masyarakat kala itu untuk saling berbagi informasi, kebudayaan serta pemikiran—sesuatu yang sangat berbahaya bagi pemerintah kolonial pada saat itu.
Kawasan Permukiman Eropa terdiri dari Stasiun Kereta Api, Kawasan Militer, Kawasan Bangunan Publik, dan Area Permukiman. Kawasan Militer/Kawasan Permukiman Eropa terletak di sepanjang Jalan Bataviaweg atau Jalan Sudirman. Kawasan militer ini ditandai dengan dibangunnya kamp militer pada tahun 1745. Bangunan militer saat ini masih digunakan sebagai kompleks Museum PETA.
Pemukiman Pecinan di Kota Bogor terletak di sepanjang bentangan Jl. Suryakencana. Pada awalnya Jl. Suryakencana merupakan Jalan Pos Daendels yang dibangun pada 1808. Pada masa kolonial, kawasan pecinan Jl. Suryakencana ini sudah menjadi kawasan perdagangan dan pusat perekonomian di Kota Bogor. Dari mulai gaya arsitektur, ragam kebudayaan hingga corak perniagaan membuat kawasan Suryakencana ini sangat kental identitasnya, bahkan hingga hari ini.
Kawasan Empang menjadi salah satu wilayah pemukiman yang diatur dalam peraturan kolonial. Sejak tahun 1800-an warga keturunan Arab sudah mulai menepati kawasan Empang, hal ini ditandai dengan mulai dibangunnya Masjid An-Nur Empang pada tahun 1815. Setelah kebijakan Wijkenstelsel, keturunan wilayah Empang banyak ditempati oleh warga etnis Arab yang berasal dari Yamman, Hadhramaut. Hingga hari ini, kawasan Empang masih menjadi pusat kebudayaan warga Kota Bogor keturunan Arab.
Pada tahun 1917 Thomas Karsten mencetus ide untuk membuat kawasan “Green City” di Kota Bogor. Kawasan hijau yang disebut Karsten Plan ini tersebar di sekitar Jl. Pajajaran, Jl. Ciremai, Jl. Salak, dan Jl. Pangrango. Thomas Karsten memiliki gaya tata kota yang khas—tata kota yang peduli akan lingkungan hidup yang ideal dan human-centered.